Madu dan Penyakit Kencing Manis (Diabetes) «Metode Pengobatan Nabi
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia turunkan untuk penyakit itu
obatnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5678)
Madu sebagai minuman yang sangat berfaedah bagi kesehatan akhir-akhir ini sudah
menjamur di masyarakat. Sebagai bagian dari Thibbun Nabawi, minuman yang
dituntunkan oleh Rosulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam ini sungguh ajaib dan
berkhasiat mengobati berbagai macam penyakit. Namun ada sedikit ganjalan, apakah
madu aman dikonsumsi oleh penderita penyakit Kencing Manis (Diabetes) ? Tidakkah
madu yang rasanya “manis” justeru akan meningkatkan kadar gula darah? Tulisan
berikut ini mudah-mudahan dapat membantu anda..
Dalam The Journal of Medical Food tahun 2004, Waili NS melaporkan penelitian
tentang efek madu terhadap glukosa plasma, C-reactive protein (CRP), dan lipid
darah pada orang yang sehat, pasien diabetes, dan orang yang kelebihan lipid.
Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis terjadi karena adanya gangguan pada
pankreas yang menghasilkan insulin. Padahal insulin dibutuhkan untuk memasukkan
glukosa darah ke dalam sel. Dengan keadaan ini maka kadar glukosa darah orang
diabetes sangat tinggi.
Penelitian oleh Waili dan kawan-kawan tersebut menunjukkan beberapa hasil.
Pertama, pada orang sehat, ternyata gula biasa (dekstose) meningkatkan kadar
glukosa plasma 52% pada satu jam pertama dan 3% pada dua jam, sedangkan madu
asli meningkatkan kadar glukosa plasma 14% pada satu jam pertama dan 10% pada
dua jam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa madu hanya meningkatkan sedikit
kadar gula darah dibandingkan gula lainnya. Kedua, gula biasa dan madu buatan
juga meningkatkan kadar trigliserida, sedangkan madu asli menurunkan
trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Ketiga, madu yang
dikonsumsi selama 25 hari ternyata menurunkan kolesterol total dan kolesterol
jahat (LDL), serta meningkatkan kolesterol baik(HDL).
Pada pasien diabetes, madu asli dapat menurunkan kolesterol total,LDL dan CRP.
Madu dapat dijadikan alternatif pemanis karena selain lebih baik metabolismenya,
juga dapat meningkatkan kadar insulin dibandingkan sukrosa.
Dari penelitian tersebut, terlihat bahwa madu asli dapat mengurangi kadar
glukosa darah dan mengurangi risiko penyakit jantung pada pasien diabetes
sehingga menggantikan pemanis dengan madu mentah (raw honey) memberikan banyak
keuntungan.
Di China, telah dipasarkan sebuah produk kombinasi pollen dan propolis Fengzhen
yang diklaim para penelitinya dapat mengontrol kadar gula darah dan lemak.
Selain itu, dikatakan pula obat ini dapat melenturkan pembuluh darah,
memperbaiki sirkulasi hingga mencegah komplikasi diabetes. Peneliti yang sama
juga berhasil membuktikan efek propolis dalam mengobati diabetes mellitus sama
baiknya dengan terapi tradisional lain, tetapi lebih cepat dalam menurunkan
kadar gula darah. Juga propolis member efek yang baik pada pasien diabetes
dengan gangguan radang gusi dan jamur di mulut.
Madu kaya dengan peptide dan karbohidrat kompleks yang membutuhkan proses
enzimatik agar dapat dibakar sebagai energi. Ini membuat madu menjadi sejenis
gula yang “lambat dibakar” atau memiliki indeks glikemik rendah hingga tidak
memberatkan kerja insulin. Namun, beberapa madu ternyata memiliki indeks
glikemik yang cukup besar sehingga perlu diperhatikan jenis madu apa yang paling
cocok untuk diabetes dan gangguan kolesterol.
Semoga bermanfaat.
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia turunkan untuk penyakit itu
obatnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5678)
Madu sebagai minuman yang sangat berfaedah bagi kesehatan akhir-akhir ini sudah
menjamur di masyarakat. Sebagai bagian dari Thibbun Nabawi, minuman yang
dituntunkan oleh Rosulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam ini sungguh ajaib dan
berkhasiat mengobati berbagai macam penyakit. Namun ada sedikit ganjalan, apakah
madu aman dikonsumsi oleh penderita penyakit Kencing Manis (Diabetes) ? Tidakkah
madu yang rasanya “manis” justeru akan meningkatkan kadar gula darah? Tulisan
berikut ini mudah-mudahan dapat membantu anda..
Dalam The Journal of Medical Food tahun 2004, Waili NS melaporkan penelitian
tentang efek madu terhadap glukosa plasma, C-reactive protein (CRP), dan lipid
darah pada orang yang sehat, pasien diabetes, dan orang yang kelebihan lipid.
Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis terjadi karena adanya gangguan pada
pankreas yang menghasilkan insulin. Padahal insulin dibutuhkan untuk memasukkan
glukosa darah ke dalam sel. Dengan keadaan ini maka kadar glukosa darah orang
diabetes sangat tinggi.
Penelitian oleh Waili dan kawan-kawan tersebut menunjukkan beberapa hasil.
Pertama, pada orang sehat, ternyata gula biasa (dekstose) meningkatkan kadar
glukosa plasma 52% pada satu jam pertama dan 3% pada dua jam, sedangkan madu
asli meningkatkan kadar glukosa plasma 14% pada satu jam pertama dan 10% pada
dua jam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa madu hanya meningkatkan sedikit
kadar gula darah dibandingkan gula lainnya. Kedua, gula biasa dan madu buatan
juga meningkatkan kadar trigliserida, sedangkan madu asli menurunkan
trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Ketiga, madu yang
dikonsumsi selama 25 hari ternyata menurunkan kolesterol total dan kolesterol
jahat (LDL), serta meningkatkan kolesterol baik(HDL).
Pada pasien diabetes, madu asli dapat menurunkan kolesterol total,LDL dan CRP.
Madu dapat dijadikan alternatif pemanis karena selain lebih baik metabolismenya,
juga dapat meningkatkan kadar insulin dibandingkan sukrosa.
Dari penelitian tersebut, terlihat bahwa madu asli dapat mengurangi kadar
glukosa darah dan mengurangi risiko penyakit jantung pada pasien diabetes
sehingga menggantikan pemanis dengan madu mentah (raw honey) memberikan banyak
keuntungan.
Di China, telah dipasarkan sebuah produk kombinasi pollen dan propolis Fengzhen
yang diklaim para penelitinya dapat mengontrol kadar gula darah dan lemak.
Selain itu, dikatakan pula obat ini dapat melenturkan pembuluh darah,
memperbaiki sirkulasi hingga mencegah komplikasi diabetes. Peneliti yang sama
juga berhasil membuktikan efek propolis dalam mengobati diabetes mellitus sama
baiknya dengan terapi tradisional lain, tetapi lebih cepat dalam menurunkan
kadar gula darah. Juga propolis member efek yang baik pada pasien diabetes
dengan gangguan radang gusi dan jamur di mulut.
Madu kaya dengan peptide dan karbohidrat kompleks yang membutuhkan proses
enzimatik agar dapat dibakar sebagai energi. Ini membuat madu menjadi sejenis
gula yang “lambat dibakar” atau memiliki indeks glikemik rendah hingga tidak
memberatkan kerja insulin. Namun, beberapa madu ternyata memiliki indeks
glikemik yang cukup besar sehingga perlu diperhatikan jenis madu apa yang paling
cocok untuk diabetes dan gangguan kolesterol.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar